PEMBAHASAN
Reproduksi merupakan salah satu
kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, satu jenis hewan
akan segera punah. Oleh karena itu perlu dihasilkan sejumlah besar individu
baru yang akan mempertahankan jenis satu hewan. Proses pembentukan individu
baru inilah yang di sebebut reproduksi.
Reproduksi dapat terjadi secara
generatif atau vegetatif. Reproduksi secara vegetatif tidak melibatkan proses
pembentukan gaet, sedangkan reproduksi generatif di awali dengan pembentukan
gaet. Di dalam gaet terkandung unit hereditas ( faktor yang diturunkan ) yang
disebut gen. Gen berisi sejumlah besar kode informasi hereditas yang
sebenarnya, yang terletak pada DNA ( Isnaeni, 2006).
Hormone gonadotropin chronik (HCG)
merupakan hormone glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh.
Sebelum immunoassay tersedia paa tahun 1960-an uji kehamilan menggunakan
bioassay yang memerlukan hewan (kelinci, tikus, dan katak) untuk membuktkan
adanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang menggunakan kelinci, tikus, dan
katak pada waktu ini telah diganti oleh tes imunologik yang menggunakan
antibody terhadap HCG, (Sacher, 2004)
Pada praktikum tentang sistem
reproduksi ini dilakuakn uji tes kehamilan yaitu Uji Galli Mainini dan Uji Test
Pack, Uji Galli Mainini ini yaitu menguji air seni wanita yang hamil muda
dengan menyuntikannya ke dalam kantung limfe katak buduk jantan. Pada setiap
30, 60, dan 90 menit sekali di ambil cairan pada daerah kloakanya untuk diamati
di bawah mikroskop dengan menggunakan pipet.
Pada sempel urin A kelompok satu
ternyata pada 30 menit pertama hasilnya negatif atau tidak ditemukan
spermatozoa katak buduk jantan, baru pada menit 60 dan 90 di temukan
spermatozoa katak buduk jantan dan uji Test pak nya juga menunjukan positif. Di
kelompok dua dengan kode sempel urin B pada menit 30,60 dan 90 setelah di amati
di bawah mikroskop tidak ditemukan spermatozoa katak buduk jantan dan hasil uji
Test pak juga menunjukan negatif. Sedangkan kelompok tiga dengan sempel urin C
pada menit 30 dan 60 tidak ditemukan tanda tanda adanya spermatozoa setelah di
amati di bawah mikroskop, baru setelah 90 menit di temukan spermatozoa katak
buduk jantan tetapi dalam jumlah yang sedikit, uji Test pak nya menunjukan
positif. Kemudian pada kelompok empat dengan sempel urin A ujinya Hampir sama
seperti pada kelompok satu yaitu baru di temukan spermatozoa katak pada menit
60 dan 90 dan uji Test pak nya menunjukan positif. Yang terakhir yaitu kelompok
lima dengan sempel urin B sama hasilnya seperti kelompok dua negatif.
Penyebab kenapa kebanyakan pada
menit 30 tidak ditemukan spermatozoa karena katak jantan yang di suntikan air
seni wanita hamil muda untuk mengeskresikan spermatozoa nya membutuhkan waktu
yang cukup lama, ini terlihat rata – rata spermatozoa katak dapat dilihat pada
menit 60 an ke atas itupun jumlah spermatozoanya masih sedikit ketika di amati
di bawah mikroskop. Sedangkan pada kelompok dua dan lima dengan sempel yang
sama yaitu sempel urin B kemungkinan itu bukan sempel urin wanita hamil muda
atau tidak hamil, karena sama – sama tidak menunjukan adanya spermatozoa
setelah diamati di bawah mikroskop selama 90 menit dan di dukung dengan uji tes
pak nya yang negatif.
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dan
pengamatan terhadap katak buduk jantan yang di suntikan pada kantung limpenya
air seni wanita hamil muda dapat di simpulkan bahwa terbukti benar katak buduk
jantan dapat mengsekresikan spermatozoa bila di Suntikan air seni wanita hamil
pada daerah dalam Life nya dan untuk mendeteksi kehamilan dapat dilakukan
secara dini tanpa perlu membutuhkan pengamatan secara klinis.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni,
Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta
: Kanisius.
Sacher,
Ronald A. Richard, A.Mc Pherson.2004. Tinjauan
Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar